CARA DEMPUL MOBIL
Pendempulan.
Pendempulan bertujuan untuk mendasari pengecatan, maratakan dan menghaluskan bidang kerja serta menambal bidang kerja yang tergores atau kempot.
a. Macam Dempul
Pendempulan dikerjakan setelah pembersihan dan pengamplasan selesai. Dempul banyak dijual di toko-toko. Onderdel mobil dan motor.
Macam-macam dempul antara lain: Dempul plamer, Dempul plastik, Dempul buatan, Dempul duco.
1) Dempul planer
Dempul ini tidak memerlukan bahan campuran. Dempul ini dempul yang sudah jadi dan siap pakai. Praktis tetapi agak lambat kering. Karena itu cara menggunakannya atau mengoleskannya dengan sekrap cat cukup tipis-tipis dan bertahap.
2) Dempul plastik
Dempul plastik harus dicampur dengan pasta pengeras. Cara penggunaannya mencampur dengan plastik dan pasta pengerat secukupnya, diperkirakan jangan sampai tidak habis sebelum mengering. Karena sifat dempul ini cepat mengering, maka mengerjakannya harus cepat.
3) Dempul buatan
Dempul buatan adalah campuran dari dempul plamir, cat dasar dan bedak talk. Dempul ini mutunya rendah sehingga harganya murah.
4) Dempul duco
Dempul duko adalah dempul yang sudah jadi dan siap pakai. Dempul duco dapat dicampur bahan pengencer sesuai dengan kebutuhan.
b. Cara penggunaan /pengolesan dempul
Cara penggunaan /pengolesan dempul yang harus kita perhatian dan kita lakukan.
1) Bidang kerja sudah betul-betul bersih
2) Dempul disiapkan sesuai dengan kebutuhan
3) Alat /skrap/pisau dempul disiapkan
4) Mengoleskan dempul dengan sekrap cat sedikit demi sedikit atau tipis-tipis, bertahap hingga rata.
5) Tunggu/pengeringan
6) Setelah kering kita ratakan dengan mengamplas
7) Ulangi pendempulan pada bagian yang belum rata atau belum sesuai
8) Keringkan
9) Amplas lagi hingga rata dan halus
10) Bersihkan dan keringkan siap cat
Dempul yang digunakan ada 2 macam yaitu :
- Dempul kasar digunakan sebagai dasar/pertama setelah keringdiamplas basah sampai nampak pori-porinya.
- Setelah itu baru di dempul harus dan diamplas basah lagi hingga tidak nampak pori-porinya.
c. Cara mengamplas dempul
Mengamplas dempul dapat dilakukan dengan cara kering maupun dibasahi dengan air.
Adapun langkah pengamplasannya sebagai berikut :
1) pengamplasan dengan amplas kasar
2) pengamplasan dengan amplas sedang
Kamis, 29 November 2012
Sabtu, 17 November 2012
PULANG KAMPUNG
Warna Itu Ternyata Berwarna-warna
1. Pembukaan
Pagi itu Pak Jufri bersenandung ria. Perasaannya sedang senang, pasti. Senandung yang keluar dari tenggorokannya tidak terlalu nyata, namun dari nadanya dapat saya pastikan, lagu yang dinyanyikannya adalah ‘Makhluk Tuhan Paling Seksi’ dari Mulan Jameela. Kadang terdengar liriknya coba dilafazkan. Namun melenceng kemana-mana, tidak sesuai lagi dengan aslinya. Dengan sekenanya, Pak Jufri meneruskan lagu tersebut (tanpa rasa berdosa), sambil membenahi meja kantornya, untuk kemudian menuju kelas. Mengajar. Saya sengaja membuntutinya dari belakang, karena lokal tempatku mengajar bersebelahan dengan lokalnya Pak Jufri. Sampai di pintu masuk, Pak Jufri baru menghentikan senandungnya Mulan yang telah dirusaknya.
Pak Jufri tidak hafal lagunya Mulan? Sebetulnya tidak begitu masalah. Tidak hafal juga tidak apa-apa. Toh sebentar lagi pudar dan punah dari peredaran. Dilupakan. Tapi kalau ‘Pelangi’ atau ‘Balonku’ tidak tahu, itu baru kuper, kurang gaul. Atau malah tidak pernah bergaul sama sekali ketika kanak-kanak. Lalu, apanya yang istimewa dari ‘Pelangi’ dan ‘Balonku’? Selain sederhana dan mudah diingat, lagu tersebut juga memperkenalkan pengetahuan warna sejak dini kepada siapa saja yang menyanyikannya. Sangat humaniora dan membumi.
Bicara tentang warna, banyak sekali yang harus dikupas tentang masalah yang satu ini. Warna adalah bahagian dalam kehidupan di keseharian kita. Bayangkan jika tidak ada warna di alam ini. Pasti tidak terbayangkan. Memang sulit untuk dibayangkan, karena salah satu persyaratan setiap benda baru berwujud dan dikenal jika ada dimensi warna pada permukaannya. Dapatkah Anda membedakan mangga matang dangan yang sudah ranum atau busuk tanpa bantuan warna? Sifat warna dalam hal ini untuk memperjelas objek yang disajikan. Apalagi jika sedang kampanye pemilu. Semakin bewarna.
2. Warna Sebagai Unsur Desain
Warna sebetulnya merupakan salah satu unsur sebuah desain, di samping garis, bidang, bentuk, dimensi, ruang, tekstur, nada (gelap terang), dan arah. Sebagai sebuah unsur desain, tentu ada kaedah-kaedah tertentu yang harus diperhatikan sebagai pedoman bagi seorang desainer.
a. Lingkaran Warna
Lingkaran atau piring warna adalah susunan melingkar (siklus) dari beberapa warna pokok (primer) dan beberapa warna turunannya (sekunder).
Warna primer atau warna pokok adalah warna-warna yang tidak dapat dihasilkan dari pencampuran warna lainnya. Dari pengertian di atas maka hitam, putih, emas dan perak dapat dimasukkan dalam kategori warna pokok. Namun karena hitam, putih, emas dan perak tidak menampakkan kroma tertentu, maka warna-warna tersebut danggap bukan warna. Bahkan sebahagian orang ada yang mengelompokkan hitam dan putih sebagai ‘warna netral’, dapat dipasangkan sebagai penetralisir bagi warna apapun. Dengan alasan tersebut, maka warna pokok hanya terdiri dari warna kuning, merah dan biru. Skema warna di atas dikenal juga dengan skema warna triadic karena masing-masing warna tersebut terletak pada titik sudut segitiga sama kaki dalam lingkaran warna.
Apabila dua warna pokok dicampurkan dengan kadar yang sama (100% : 100%), maka dihasilkan sebuah warna baru yang dinamakan warna ke dua (sekunder; dari kata second) atau warna turunan.
Dari percampuran warna merah dan kuning menghasilkan warna oranye, merah dengan biru menghasilkan ungu, sedangkan biru dengan kuning kita dapati warna hijau. Oranye, ungu dan hijau adalah warna sekunder.
Di antara merah dan ungu, masih terdapat jutaan gugus warna merah keungu-unguan atau ungu kemerah-merahan yang tidak terhingga banyaknya. Demikian juga antara ungu dan biru, kuning dan oranye, oranye dan merah, biru dan hijau serta hijau dengan kuning.
Rentangan warna yang bersebelahan yang berjumlah jutaan tersebut dinamakan ‘Warna Analogus’. Warna yang berdekatan ini sering juga dinamakan warna-warna harmonis dan senada (matching), seperti kuning merentang hingga hijau. Hijau merentang hingga biru. Biru merentang hingga ungu, dan seterusnya.
Kesan kontras dapat dilihat jika warna komplementer ini didekatkan satu dengan yang lainnya. Jika dalam penampilan (busana) warna ini tabu untuk disandingkan, namun dalam desain grafis (cetak) atau desain grafis multimedia, para desainer terkadang sengaja menempatkan warna-warna ini dalam satu frame agar media tersebut mempunyai greget dan tekanan (emphasis). Sebagai contoh dapat kita lihat beberapa ilustrasi di bawah ini:
Dari contoh di atas dapat kita analisa, seandainya merah dengan hijau (sebaliknya) didekatkan, paling tersamar sosoknya dibandingkan dengan perpaduan warna yang lainnya. Hal itu disebabkan kroma yang tidak cukup untuk saling menunjang dalam memberi tingkat kecerahan satu dengan yang lainnya. Untuk menyiasati hal ini, para desainer biasanya memberikan hitam atau putih sebagai penetralisir (penengah) agar ke dua warna ini tidak saling ngotot. Karena hitam masih terlalu ‘gelap/berat’ untuk bisa mengangkat kroma ke dua warna ini, maka alternatif ke dua dicoba yaitu dengan memasukkan putih. Lihat hasilnya.
Kadang desainer kurang suka muncul ketegasan kontur dalam warna penetralisir tersebut. Dalam kasus ini, muncullah istilah outer glow. Efek outer glow memberi kesan pencahayaan (sign) yang datang dari belakang huruf (font).
Kalaupun hitam ingin dimasukkan sebagai penetralisir, sebaiknya diletakkan pada bahagian bayang-bayang benda (shadow). Ini bisa lebih mempertegas sosok benda/font tersebut agar lebih terlihat nyata. Strategi ini rasanya cukup ampuh untuk menampik teori yang selama ini berkembang bahwa jika warna komplementer didekatkan akan terlihat norak, mblereng dan membaur secara kacau. Memang masih terlihat ada yang mengganjal dan kurang sedap dipandang, namun dapat diminimalisasi kesan negatif tersebut dengan munculnya warna-warna netral.
a. Tint dan Shade
Bicara putih dan hitam, tanpa terasa kita memasuki pembahasan ‘Tint dan Shade’. Tint adalah unsur putih yang dimasukkan ke dalam salah satu warna di antara gugus lingkaran warna. Semakin banyak unsur putih dimasukkan ke dalam warna yang lain, maka warna yang lain tersebut semakin pucat. Kesannya melembut, seperti merah akan terlihat pink, biru terkesan menjadi biru muda dan sebagainya. Jika direntang, maka pengaruh tint ini akan memunculkan warna analogus (masih ingat pengertian warna analogus?) sejuk.
Sedangkan shade adalah warna yang telah dicampur hitam. Warna-warna shade terkesan memberat, kusam, jorok dan dekil. Namun jika ditempatkan dengan tepat, hasilnya akan terlihat lain.
Implementasinya dapat kita lihat di bawah ini.
Yang diberi tint adalah tulisan/font sebagai latar depan (front ground) dan yang diberi shade adalah latar belakang (back ground). Jatuhnya shade berada sebelah kanan bawah. Hal ini disengaja karena nuansa tint dari warna biru dimulai dari bawah. Dengan demikian sosok tulisan tersebut terlihat nyata bila dibaca jika shade (shadow) diletakkan sebelah bawah. Coba Anda praktikkan untuk alternatif yang lain.
a. Intensitas / Value
Tint dan shade memberikan value/intensitas yang dapat dimanfaatkan sebagai efek gelap terang pada sebuah benda. Dengan pemberian tingkatan value tertentu, maka dimensi benda dapat dimanipulasi sehingga terlihat benda tersebut seolah memiliki tonjolan (emboss) dan kedalaman (dimensi).
Bagi desainer grafis multimedia, efek ini sering diterapkan pada bar, tombol (button), icon, atau untuk banner, dan sebagainya, sehingga terkesan realis. Efek tiga dimensi ini dapat dimunculkan dengan hanya mengolah warna karena sifat warna itu sendiri yang memiliki hue, value, dan chroma. Hue menunjukkan dimensi mendatar dalam rentangan warna, value menunjukkan nada/tone (berat dan ringan) warna, seperti halnya shade dan tint. Chroma (kroma) menunjukkan kemurnian dan tingkat kecemerlangan warna. Warna yang murni (tidak dicampur dengan warna lain) tampak cemerlang dan jernih, sedangkan bila tercampur terlihat kurang cemerlang, redup. Warna-warna cemerlang tampak mendekat, sedangkan warna-warna redup tampak statis atau cenderung menjauh. Maka kroma menunjukkan dimensi ke depan dan ke belakang.
Membangun Kumunitas di hari pertama masuk...
Membangun Komunitas di Hari Pertama Masuk Sekolah
5 Juli, 2012 at 12:05 am
Oleh Primma Russanti
Guru Kelas 6 Sekolah Ciputra, Citraland, Surabaya
Minggu ini menjelang hari pertama masuk sekolah. Bila Anda seorang guru yang suka rutinitas, maka hal ini akan menjadi hal biasa karena sekolah Anda tentu sudah menyiapkan kegiatan rutin. Anda akan melakukannya sebagai suatu keharusan. Menjadi seorang guru di jaman era digital sekarang ini, apakah hal tersebut cukup? Jika Anda sudah mengajar selama 8 tahun misalnya, selalu melakukan hal yang sama setiap tahun ajaran baru, apakah hal tersebut tidak membosankan? Jika Anda sebagai guru sadar bahwa seorang guru harus mengikuti trend pendidikan dan berwawasan luas, maka Anda pada saat ini sudah mencari ide-ide kreatif untuk dilakukan di kelas Anda pada hari atau minggu pertama masuk sekolah.
Anda tentu bertanya, apa pentingnya menciptakan aktivitas di kelas pada hari pertama masuk kelas. Yang pertama adalah membangun kesan pertama. Orang berpendapat kesan pertama itu menggoda. Sebagai guru, Anda harus menciptakan kesan pertama pada murid-murid karena mereka akan berada di kelas Anda selama setahun ke depan. Menciptakan kesan pertama yang berkualitas akan menimbulkan kesan bahwa Anda adalah guru yang menyenangkan, kreatif, dan tidak membosankan dalam setahun ke depan. Yang kedua adalah menciptakan komunitas kelas, yaitu bagaimana membangun rasa saling memiliki diantara siswa satu dengan yang lain dan siswa dengan guru bahwa kelas adalah milik bersama, yaitu milik siswa dan guru. Untuk itu anggota di kelas tersebut harus mengenal karakter masing-masing, termasuk apa yang disukai dan tidak disukai, kebiasaan, nilai dalam keluarga, pengalaman menarik, perasaan, harapan dan sebagainya. Jadi antara anggota komunitas kelas, yaitu guru dan murid, tidak hanya kenal nama dan tempat tinggal, tetapi perlu juga mengenal lebih dalam siapa personal satu persatu di kelas. Ingat bahwa menjadi seorang guru di sekolah dasar harus kreatif dan berwawasan karena apa yang Anda berikan secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan pola piker murid di masa yang akan datang.
Di bawah ini beberapa ide-ide aktivitas yang dapat Anda terapkan pada hari pertama atau minggu pertama masuk kelas:
1. Siapa gurumu?
Ini mungkin seperti perkenalan biasa karena murid Anda tentu sudah mengenal nama Anda, dari mana asal Anda, dan dimana Anda tinggal. Anda bisa mengubah hal perkenalan biasa ini menjadi luar biasa dengan cara menulis beberapa kata kunci di papantulis tentang hobi, kesukaan, ketidaksukaan, judul buku, tempat wisata, dan lain-lain. Intinya tentang Anda sebagai seorang manusia. Mintalah murid-murid untuk menebak apa maksud kata-kata yang Anda tulis. Hal ini bisa divariasikan dengan cara memasukkan semua benda berharga atau tulis kata-kata tentang Anda di kertas. Masukkan ke dalam kardus yang dilubangi atasnya. Setiap siswa dapat mengambil satu kartu atau benda lalu menebak apa maksudnya.Misalnya Anda menulis kata udang. Murid dapat menebak bahwa udang adalah menu favorit atau alergi udang.
2. Getting to know
Setiap anak membuat tabel yang berisi antara 9 sampai 16 kotak. Setiap kotak diisi dengan pertanyaan yang menarik, misalnya siswa yang memiliki binatang peliharaan terbanyak, siswa yang membaca buku paling banyak selama liburan dan lain-lain. Prinsipnya setiap kotak diisi dengan pertanyaan yang berbeda. Dalam satu kelas harus menentukan pertanyaan yang sama. Oleh sebab itu diskusikan dengan murid terlebih dahulu. Setelah selesai, setiap murid berkeliling untuk mencari tahu jawaban setiap pertanyaan dengan cara bertanya, misalnya berapa jumlah binatang piaraanmu? Setiap anak harus menjawab dengan jujur. Jika sudah menemukan jawaban, tulis nama anak yang ditanyai. Setelah selesai, mulailah mendiskusikan hasilnya. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengetahui sisi kehidupan orang lain yang menarik. Selain itu, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan bersosialisasi karena setiap anak diharuskan bertanya dengan sikap sopan.
3. Akrostik
Akrostik adalah bentuk puisi yang ditulis berdasarkan huruf sebuah nama secara vertikal. Caranya ajaklah murid Anda menulis nama dengan huruf yang disusun secara vertikal. Setiap huruf pertama merupakan kata yang dapat dirangkai menjadi kalimat puisi yang mendeskripsikan tentang dirinya. Misalnya: TIA. T inggi dan langsing; I ndah bila tersenyum; A khlaknya terpuji. Bila sudah selesai, mintalah murid-murid untuk menukarkan puisinya dengan teman lain kemudian membacakannya di depan kelas. Permainan ini tampak sederhana, tetapi manfaatnya adalah siswa dapat belajar mengapresiasi dan menghargai orang lain karena pada saat teman membaca puisi tersebut, murid lain harus mendengarkan dan memperhatikan. Selain itu siswa dapat menambah kosa kata, kreatif dalam berpikir, dan percaya diri. Hasil puisi akrostik dapat dipajang di kelas dengan dihias yang menarik.
4. Dua bintang dua asa
Kegiatan ini merupakan bagian dari refleksi diri sendiri tentang kelebihan atau kompetensi diri setiap siswa dan ungkapan apa yang diinginkan. Di kertas, setiap individu menggambar lingkaran kecil di tepi baris. Pada lingkaran pertama dan kedua siswa menulis apa kelebihan mereka, misalnya saya dapat memimpin kelompok, saya gemar matematika, atau saya gemar menyanyi. Selanjutnya setiap siswa menggambar bintang. Pada bintang pertama dan kedua siswa menulis harapan mereka tentang kelasnya, gurunya, atau prestasi yang diinginkan. Diharapkan dengan kegiatan ini, selain melakukan refleksi, siswa dapat jujur pada diri sendiri apa yang diinginkan. Setelah selesai, mintalah beberapa siswa untuk membacakan hasilnya di depan kelas. Sesekali komentari dengan bertanya alasan mereka tentang harapan tersebut. Manfaat bagi guru adalah dapat melihat dengan jelas seperti apa harapan setiap murid terhadap temannya, kelasnya, diri mereka sendiri, dan gurunya. Setelah selesai, Anda dapat memajangnya di kelas.
Aktivitas di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya ide yang dapat Anda cari di Internet. Googling saja. Kalau Anda mengalami kesulitan dalam bahasa Inggris, maka Anda dapat menggunakan fasilitas Google translate, meskipun hasilnya tidak seperti bahasa Indonesia yang baik dan benar tapi masih dapat dimengerti. Dengan Internet, Anda tidak akan kehabisan ide-ide kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan tapi tetap terkendali pengelolaannya. Buatlah siswa Anda kagum dan percaya bahwa Anda guru yang bisa diandalkan. Secara tidak langsung, hal ini akan meningkatkan motivasi belajar.
Jangan lupa, setiap kali selesai kegiatan, mintalah beberapa siswa untuk membacakan hasilnya atau menjelaskan manfaat atau hal positif kegiatan tersebut. Disinilah letak terciptanya komunitas kelas karena setiap siswa akan merasa apapun itu ada manfaatnya. Dengan berbagi pengalaman, siswa lain secara tidak langsung akan belajar dengan cara mendengarkan. Peran Anda di sini hanyalah sebagai fasilitator. Siswa Anda yang lebih aktif berperan di dalam proses belajar di kelas. Penegasan dari guru setelah siswa selesai berkomentar berupa ucapan terimakasih, luar biasa, bagus sekali, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membangun rasa diterima pada setiap siswa. Selamat mencoba! (Email: russanti@yahoo.com)
Senin, 05 November 2012
MENYEMAI PENGEMBANGAN KARAKTER
Menyemai Pengembangan Karakter
6 Juli, 2012 at 12:00 am
Oleh H Agus Triyono SPd MPd
Kepala SMP Negeri 3 Tengaran, Kabupaten Semarang
Minggu ini merupakan awal proses belajar mengajar pada tahun pelajaran 2012/2013, setelah liburan akhir tahun pelajaran sekitar 3 minggu. Pada masa awal masuk sekolah ini, semua jenjang pendidikan dasar (SD/ MI dan SMP/MTs) serta pendidikan menengah (SMA/ SMK/ MA) melaksanakan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) bagi peserta didik baru.
Bagaimana mencari format MOS yang bermanfaat? Sebagaimana kita ketahui, perubahan jenjang bagi siswa juga terkait dengan aspek psikologisnya. Murid SD/ MI yang kemudian menjadi siswa SMP/ MTs akan mengalami perubahan psikologis. Karenanya masa perkenalan dengan lingkungan sekolah menjadi amat penting. Persoalannya, kadang ada yang menyelewengkan da-lam bentuk penggojlokan.
Padahal hakikatnya, esensi pendidikan adalah kebersamaan siswa dalam perbedaan berbagai macam karakter. Konteks ini menekankan pada kebersamaan siswa dalam mengembangkan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter/ sikap (character/attitude). Perbedaan bermacam latar belakang siswa menyangkut antara lain asal sekolah, suku, agama, ras, golongan, sosial ekonomi, dan lingkungan keluarga.
Teori Evolusi (Darwin) menyebutkan bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya bisa bertahan hidup (survive). Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan mati atau pindah tempat (migration) sehingga terbentuk jenis makhluk hidup baru.
Masa orientasi siswa bagi peserta didik baru berupa serangkaian kegiatan dengan prinsip menyenangkan, murah, meriah, dan melibatkan banyak siswa. Kegiatan itu pada intinya bertujuan supaya peserta didik baru dapat cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sekolah/ madrasah masing-masing.
Perolehan aspek pengetahuan, pemantapan keterampilan, dan pengembangan karakter/ sikap pada diri siswa membutuhkan proses selama siswa belajar di masing-masing lembaga pendidikan tersebut. Kaitannya dengan tujuan untuk lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter/ sikap, telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.
Pakta Integritas
Nilai-nilai itu adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. (Pusat Kurikulum: Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah, 2009:9-10).
Di antara beberapa nilai yang akan dikembangkan tersebut, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari yang paling esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/ madrasah.
Namun realitasnya sampai saat masih saja ada perilaku dari beberapa siswa yang kurang simpatik, misalnya terlibat tawuran antarsekolah, senang corat-coret di sembarang tempat, berkonvoi sepeda motor untuk merayakan kelulusan, melanggar peraturan lalu lintas, membolos, dan sebagainya.
Karena itu, pihak sekolah seyogianya me-manfaatkan momen masa orientasi siswa sebagai titik start pengembangan karakter siswa. Upaya itu bisa diwujudkan dengan mengekspresikan kebulatan tekad dan perjanjian secara moral dari diri pribadi siswa dengan sekolah, misalnya pakta integritas. Perjanjian secara tertulis itu berisi kesanggupan siswa untuk selalu bersikap dan siap menjalankan berbagai nilai karakter yang baik itu, minimal selama menjadi siswa di sekolah/ madrasah itu.
Kita berharap, muara dari MOS adalah pembentukan generasi muda yang berpengetahuan andal, memiliki keterampilan hebat, dan berkarakter baik, serta mempunyai daya saing tinggi di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional. (Sumber: Suara Merdeka, 05 Juli 2012).
Senin, 06 Agustus 2012
TIPS CAMPUR WARNA
Warna Itu Ternyata Berwarna-warna
1. Pembukaan
Pagi itu Pak Jufri bersenandung ria. Perasaannya sedang senang, pasti. Senandung yang keluar dari tenggorokannya tidak terlalu nyata, namun dari nadanya dapat saya pastikan, lagu yang dinyanyikannya adalah ‘Makhluk Tuhan Paling Seksi’ dari Mulan Jameela. Kadang terdengar liriknya coba dilafazkan. Namun melenceng kemana-mana, tidak sesuai lagi dengan aslinya. Dengan sekenanya, Pak Jufri meneruskan lagu tersebut (tanpa rasa berdosa), sambil membenahi meja kantornya, untuk kemudian menuju kelas. Mengajar. Saya sengaja membuntutinya dari belakang, karena lokal tempatku mengajar bersebelahan dengan lokalnya Pak Jufri. Sampai di pintu masuk, Pak Jufri baru menghentikan senandungnya Mulan yang telah dirusaknya.
Pak Jufri tidak hafal lagunya Mulan? Sebetulnya tidak begitu masalah. Tidak hafal juga tidak apa-apa. Toh sebentar lagi pudar dan punah dari peredaran. Dilupakan. Tapi kalau ‘Pelangi’ atau ‘Balonku’ tidak tahu, itu baru kuper, kurang gaul. Atau malah tidak pernah bergaul sama sekali ketika kanak-kanak. Lalu, apanya yang istimewa dari ‘Pelangi’ dan ‘Balonku’? Selain sederhana dan mudah diingat, lagu tersebut juga memperkenalkan pengetahuan warna sejak dini kepada siapa saja yang menyanyikannya. Sangat humaniora dan membumi.
Bicara tentang warna, banyak sekali yang harus dikupas tentang masalah yang satu ini. Warna adalah bahagian dalam kehidupan di keseharian kita. Bayangkan jika tidak ada warna di alam ini. Pasti tidak terbayangkan. Memang sulit untuk dibayangkan, karena salah satu persyaratan setiap benda baru berwujud dan dikenal jika ada dimensi warna pada permukaannya. Dapatkah Anda membedakan mangga matang dangan yang sudah ranum atau busuk tanpa bantuan warna? Sifat warna dalam hal ini untuk memperjelas objek yang disajikan. Apalagi jika sedang kampanye pemilu. Semakin bewarna.
2. Warna Sebagai Unsur Desain
Warna sebetulnya merupakan salah satu unsur sebuah desain, di samping garis, bidang, bentuk, dimensi, ruang, tekstur, nada (gelap terang), dan arah. Sebagai sebuah unsur desain, tentu ada kaedah-kaedah tertentu yang harus diperhatikan sebagai pedoman bagi seorang desainer.
a. Lingkaran Warna
Lingkaran atau piring warna adalah susunan melingkar (siklus) dari beberapa warna pokok (primer) dan beberapa warna turunannya (sekunder).
Warna primer atau warna pokok adalah warna-warna yang tidak dapat dihasilkan dari pencampuran warna lainnya. Dari pengertian di atas maka hitam, putih, emas dan perak dapat dimasukkan dalam kategori warna pokok. Namun karena hitam, putih, emas dan perak tidak menampakkan kroma tertentu, maka warna-warna tersebut danggap bukan warna. Bahkan sebahagian orang ada yang mengelompokkan hitam dan putih sebagai ‘warna netral’, dapat dipasangkan sebagai penetralisir bagi warna apapun. Dengan alasan tersebut, maka warna pokok hanya terdiri dari warna kuning, merah dan biru. Skema warna di atas dikenal juga dengan skema warna triadic karena masing-masing warna tersebut terletak pada titik sudut segitiga sama kaki dalam lingkaran warna.
Apabila dua warna pokok dicampurkan dengan kadar yang sama (100% : 100%), maka dihasilkan sebuah warna baru yang dinamakan warna ke dua (sekunder; dari kata second) atau warna turunan.
Dari percampuran warna merah dan kuning menghasilkan warna oranye, merah dengan biru menghasilkan ungu, sedangkan biru dengan kuning kita dapati warna hijau. Oranye, ungu dan hijau adalah warna sekunder.
Di antara merah dan ungu, masih terdapat jutaan gugus warna merah keungu-unguan atau ungu kemerah-merahan yang tidak terhingga banyaknya. Demikian juga antara ungu dan biru, kuning dan oranye, oranye dan merah, biru dan hijau serta hijau dengan kuning.
Rentangan warna yang bersebelahan yang berjumlah jutaan tersebut dinamakan ‘Warna Analogus’. Warna yang berdekatan ini sering juga dinamakan warna-warna harmonis dan senada (matching), seperti kuning merentang hingga hijau. Hijau merentang hingga biru. Biru merentang hingga ungu, dan seterusnya.
Kesan kontras dapat dilihat jika warna komplementer ini didekatkan satu dengan yang lainnya. Jika dalam penampilan (busana) warna ini tabu untuk disandingkan, namun dalam desain grafis (cetak) atau desain grafis multimedia, para desainer terkadang sengaja menempatkan warna-warna ini dalam satu frame agar media tersebut mempunyai greget dan tekanan (emphasis). Sebagai contoh dapat kita lihat beberapa ilustrasi di bawah ini:
Dari contoh di atas dapat kita analisa, seandainya merah dengan hijau (sebaliknya) didekatkan, paling tersamar sosoknya dibandingkan dengan perpaduan warna yang lainnya. Hal itu disebabkan kroma yang tidak cukup untuk saling menunjang dalam memberi tingkat kecerahan satu dengan yang lainnya. Untuk menyiasati hal ini, para desainer biasanya memberikan hitam atau putih sebagai penetralisir (penengah) agar ke dua warna ini tidak saling ngotot. Karena hitam masih terlalu ‘gelap/berat’ untuk bisa mengangkat kroma ke dua warna ini, maka alternatif ke dua dicoba yaitu dengan memasukkan putih. Lihat hasilnya.
Kadang desainer kurang suka muncul ketegasan kontur dalam warna penetralisir tersebut. Dalam kasus ini, muncullah istilah outer glow. Efek outer glow memberi kesan pencahayaan (sign) yang datang dari belakang huruf (font).
Kalaupun hitam ingin dimasukkan sebagai penetralisir, sebaiknya diletakkan pada bahagian bayang-bayang benda (shadow). Ini bisa lebih mempertegas sosok benda/font tersebut agar lebih terlihat nyata. Strategi ini rasanya cukup ampuh untuk menampik teori yang selama ini berkembang bahwa jika warna komplementer didekatkan akan terlihat norak, mblereng dan membaur secara kacau. Memang masih terlihat ada yang mengganjal dan kurang sedap dipandang, namun dapat diminimalisasi kesan negatif tersebut dengan munculnya warna-warna netral.
a. Tint dan Shade
Bicara putih dan hitam, tanpa terasa kita memasuki pembahasan ‘Tint dan Shade’. Tint adalah unsur putih yang dimasukkan ke dalam salah satu warna di antara gugus lingkaran warna. Semakin banyak unsur putih dimasukkan ke dalam warna yang lain, maka warna yang lain tersebut semakin pucat. Kesannya melembut, seperti merah akan terlihat pink, biru terkesan menjadi biru muda dan sebagainya. Jika direntang, maka pengaruh tint ini akan memunculkan warna analogus (masih ingat pengertian warna analogus?) sejuk.
Sedangkan shade adalah warna yang telah dicampur hitam. Warna-warna shade terkesan memberat, kusam, jorok dan dekil. Namun jika ditempatkan dengan tepat, hasilnya akan terlihat lain.
Implementasinya dapat kita lihat di bawah ini.
Yang diberi tint adalah tulisan/font sebagai latar depan (front ground) dan yang diberi shade adalah latar belakang (back ground). Jatuhnya shade berada sebelah kanan bawah. Hal ini disengaja karena nuansa tint dari warna biru dimulai dari bawah. Dengan demikian sosok tulisan tersebut terlihat nyata bila dibaca jika shade (shadow) diletakkan sebelah bawah. Coba Anda praktikkan untuk alternatif yang lain.
a. Intensitas / Value
Tint dan shade memberikan value/intensitas yang dapat dimanfaatkan sebagai efek gelap terang pada sebuah benda. Dengan pemberian tingkatan value tertentu, maka dimensi benda dapat dimanipulasi sehingga terlihat benda tersebut seolah memiliki tonjolan (emboss) dan kedalaman (dimensi).
Bagi desainer grafis multimedia, efek ini sering diterapkan pada bar, tombol (button), icon, atau untuk banner, dan sebagainya, sehingga terkesan realis. Efek tiga dimensi ini dapat dimunculkan dengan hanya mengolah warna karena sifat warna itu sendiri yang memiliki hue, value, dan chroma. Hue menunjukkan dimensi mendatar dalam rentangan warna, value menunjukkan nada/tone (berat dan ringan) warna, seperti halnya shade dan tint. Chroma (kroma) menunjukkan kemurnian dan tingkat kecemerlangan warna. Warna yang murni (tidak dicampur dengan warna lain) tampak cemerlang dan jernih, sedangkan bila tercampur terlihat kurang cemerlang, redup. Warna-warna cemerlang tampak mendekat, sedangkan warna-warna redup tampak statis atau cenderung menjauh. Maka kroma menunjukkan dimensi ke depan dan ke belakang.
Selasa, 04 Oktober 2011
SINTAKS DALAM KBM
SINTAK ( FASE )DALAM KBM TERGANNTUNG MODEL PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN
A. SINTAKS DALAM "MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG"
guru
A. SINTAKS DALAM "MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG"
Fase I Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Metode
Menyampaikan Apersepsi:(questin Mendengarkan,men ..... ....
tujuan,motivasi ing, kesiapan moti jawab pertanyaan
vasi siswa,manfaat rasa ingin tahu
Fase II Kegiatan inti
Siswa memperhati ..... Demonstra
Mendemonstrasi- Secara prosedural kan,bergantian si
kan pengetahuan guru mendemonstra mendemonstrasikan
dan keterampil- sikan pengetahuan, atas petunjuk
an keterampilan guru (Eksplorasi)
Fase III Guru membimbing Siswa menirukan ..... Demonstra
peMembimbing siswa mendemons- mendemonst- si
an Pelatihan trsikan pengeta- rasikan pengetah
huan, keterampil uan, keterampilan
an yang sedang di yg dibahas guru
ajarkan
Fase IV
Mengecek Pema- Guru meminta sis- Siswa mendemonstra .... Demonstra
haman,memberi wa mendemonstra - sikan pengetahuan si/Penuga
Umpan Balik sikan secara ber- keterampilan yang san
gantian pengeta - diajarkan dari
an, keterampilan awal sampai akhir
tanpak bimbingan ( Elaborasi )
Fase V
Memberikan ke- Kegiatan Penutup: Siswa memperhatikan, .... Tanya
sempatan untuk Menyimpulkan,memp- menulis kesimpulan Jawab
pelatihan lan- erbaiki kesalahan materi.
jutan dan pene- siswa,repleksi:ten
rapan tang proses KBM
hari itu menyenang-
kan atau tidak,apa
saja yang telah di
fahami siswa
( Komfirmasi )
Catatan: dibuat dalam bentuk tabel lebih baik dan rapi
guru
Langganan:
Komentar (Atom)
